Jumat, 01 Maret 2013

PRAKTIKUM TES KAPASITAS AEROBIK

A.     Tes lari 12 menit
         B.      Lari 2,4 km

Kedua tes kapasitas aerobik ini sangat praktis dilaksanakan, karena tidak memerlukan peralatan maupun sarana yang khusus. Tes  ini hanya mebutuhkan linyasan yang datar, baik berupa jalan, lapangan, maupun halaman, semuanya dapat dipergunakan. Keuntungan lain dari tes ini ialah dalam satu saat dapat di tes beberapa prang sehingga dapat menghemat waktu serta tenaga pelaksana. Ts ini cukup menggambrakan kemampuan/kapasitas aerobik seseorang sehingga dapat diketahui tinggi kebugaran jasmaninya.

            Tes ini didasarkan atas hasil tes penggunaan O2 yang dilakukan di dalam laboratorium dengan cara lari di atas tread-mill (lantai berjalan). Koepisien korelasinya = 90. Tes ini hendaknya hanya dilakukan terhadap mereka yang sudah terlatih, atau terhadap mereka yang dteratur melakukan latihan aerobik paling sedikit 3 kali dalam seminggu dan telah berlangsung tidak kurang dari 6 minggu.

I.                   TUJUAN
Tes ini pada dasarnya untuk mengukur kapasitas aerobik. Tes ini adalah suatu cara yang sangat baik untuk menentukan fitness seseorang (general fitness) dan kemampuan fisiknya (Santoso dkk, 1980).

II.                SARANA DAN PRASARANA
1.       Lintasan lari (rata/tidak berbukit-bukit), terukur
2.      Alat pengukur waktu
3.      Nomor start atau balok kayu atau bendera
4.      Peluit
5.      Naracoba

III.             TATA KERJA
A.     Tes lari 12 menit
1.       Naracoba berdiri di tempat start, diberi balok kayu/ bendera
2.      Tester memberikan aba-aba start bersamaan dengan menghidupkan stop watch
3.      Segera setelah terdengar aba-aba start, naracoba mulai berlari sambil membawa balok kayu/bendera
4.      Naracoba harus berlari sejauh mungkin selama 12 menit, apabila merasa tidak kuat berlari, boleh berjalan, asal tidak meniggalkan lintasan lari
5.      Pada saat tepat waktu berlangsung 12 menit, tester membunyikan peluit tanda tes berakhir
6.      Pada saat dibunyikan peluit tanda tes berakhir, naracoba meletakkan balok/bendera kecil yang dibawanya
7.      Tester menentukan/mengukur jarak yang ditempuh oleh naracoba
8.      Tester menentukan tingkat kebugaran jasmani naracoba dengan mencocokkan hasil tes dengan tabel (cooper, 1976).

A.     Tes lari 2,4 km
1.       Naracoba berdiri di tempat start
2.      Tester memberikan aba-aba start bersamaan, menghidupkan stop watch
3.      Bersamaan dengan terdengarnya aba-aba start, naracoba mulai berlari
4.      Naracoab harus berlari menempuh jaraj 2,4 km, apabila merasa tidak kuat berlari, boleh berjalan, aasal tidak meninggalkan lintasan lari
5.      Pada saat naracoba mencapai jaraj 2,4 km, tester menghentikan stop watch/menentukan waktu yang dipergunakan oleh naracoba untuk menyelesaikan jarak 2,4 km tersebut
6.      Tester menentukan tingkat kebugaran jasmani neracoba dengan mencocokkan hasil tes dengan tabel (cooper, 1976)

Pertanyaan : manakah yang lebih menguntungkan tes macam A atau B kemukakan alasannya
Semoga bermanfaat dan bisa di praktekan sehingga dapat menjawab jawaban dari pertanyaan di atas

0 komentar:

Posting Komentar